Arang kayu asam banyak dicari oleh industri yang membutuhkan carbon black seperti industri cat, tinta, toner, pensil dan juga warung makan untuk membakar sate, ikan, dan daging.
Tekhnik membuat arang kayu asam ada dua cara. Cara pertama dengan dibakar langsung. Biasanya pembuat arang kayu menggunakan lubang sedalam setengah meter untuk membakar kayu. Kayu yang akan dijadikan arang dipotong-potong dengan panjang kurang dari lubang yang digunakan, bila kayu sudah mulai terbakar kemudian ditutup seluruh lubangnya menggunakan daun-daunan yang basah, biasanya menggunakan daun pisang, kemudian diuruk dengan tanah sampai rapat tapi tidak diinjak-injak, penutupan dengan tanah ini bertujuan agar kayu tidak menjadi abu semuanya. Setelah sehari semalam, urugan tanah dibongkar untuk diambil arangnya kemudian arang dibelah untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sesuai permintaan konsumen. Cara pembakaran langsung ini memiliki keuntungan lebih praktis dari segi alat yang digunakan dan hemat biaya, tapi hasil arangnya masih kotor bercampur dengan abu dan sejumlah kecil tanah. Cara kedua dengan menggunakan drum dalam pembakarannya, jadi tidak dibakar langsung kayunya. Yang dibakar hanya drumnya sampai kayu menjadi arang. Cara pembakaran tidak langsung ini mempunyai keuntungan, hasil arang kayunya lebih bersih dan jumlah arang kayunya lebih banyak. Tapi dilihat dari segi biaya dan alat, jauh lebih mahal bila dibanding dibakar langsung.
Pemasaran arang kayu asam tidak terlalu sulit karena banyak pengepul dan eksportir di Indonesia yang mengekspor arang kayu asam ini ke negara China. Pengepul dan eksportir arang kayu asam dapat dicari di website indonetwork.co.id.
Kendala dalam pembuatan arang kayu ini adalah jumlah populasi pohon asam yang sedikit sehingga belum dapat memenuhi tingginya permintaan industri.
Tekhnik membuat arang kayu asam ada dua cara. Cara pertama dengan dibakar langsung. Biasanya pembuat arang kayu menggunakan lubang sedalam setengah meter untuk membakar kayu. Kayu yang akan dijadikan arang dipotong-potong dengan panjang kurang dari lubang yang digunakan, bila kayu sudah mulai terbakar kemudian ditutup seluruh lubangnya menggunakan daun-daunan yang basah, biasanya menggunakan daun pisang, kemudian diuruk dengan tanah sampai rapat tapi tidak diinjak-injak, penutupan dengan tanah ini bertujuan agar kayu tidak menjadi abu semuanya. Setelah sehari semalam, urugan tanah dibongkar untuk diambil arangnya kemudian arang dibelah untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sesuai permintaan konsumen. Cara pembakaran langsung ini memiliki keuntungan lebih praktis dari segi alat yang digunakan dan hemat biaya, tapi hasil arangnya masih kotor bercampur dengan abu dan sejumlah kecil tanah. Cara kedua dengan menggunakan drum dalam pembakarannya, jadi tidak dibakar langsung kayunya. Yang dibakar hanya drumnya sampai kayu menjadi arang. Cara pembakaran tidak langsung ini mempunyai keuntungan, hasil arang kayunya lebih bersih dan jumlah arang kayunya lebih banyak. Tapi dilihat dari segi biaya dan alat, jauh lebih mahal bila dibanding dibakar langsung.
Pemasaran arang kayu asam tidak terlalu sulit karena banyak pengepul dan eksportir di Indonesia yang mengekspor arang kayu asam ini ke negara China. Pengepul dan eksportir arang kayu asam dapat dicari di website indonetwork.co.id.
Kendala dalam pembuatan arang kayu ini adalah jumlah populasi pohon asam yang sedikit sehingga belum dapat memenuhi tingginya permintaan industri.
No comments:
Post a Comment